Pengertan Sisem Ekonomi
Menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Dumairy berpendapat bahwa sebagai bagian dari suprasistem kehidupan, sistem ekonomi di suatu negara berkaitan erat dengan sistem-sistem sosial lain yang berlangsung di dalam masyarakat dan sistem serta ideologi politik di negara tersebut.
Sementara Sheridan (1998) berpendapat bahwa Economic system refers to the way people perform economic activities in their search for personal happiness. Dalam kata lain sistem ekonomi adalah cara menusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.
Sanusi (2000) menguraikan pendapat-pendapat dari sejumlah orang di dalam maupun luar negeri yang dapat dirangkum sebagai berikut: Sistem Ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial-politik, ide-ide) yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem produksi-distribusi konsumsi yang merupakan problem dasar setiap perekonomian.
Menurut Sanusi, setiap sistem ekonomi dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan yaitu:
1. Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan-keinginan dan sikap masyarakat
2. SDA, termasuk iklim
3. Filsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat
4. Teorisi yang dilakukan masyarakat pada masa lalu/sekarang mengenai bagaimana cara mencapai cita-cita/keinginan serta tujuan-tujuan/sasaran-sasaran yang dipilih
5. Trials dan errors/ uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencari alat-alat ekonomi
Sedangkan, menurut Lemhannas (1989), ada 8 kekuatan yang memengaruhi sistem ekonomi yaitu:
1. Falsafah dan ideologinya
2. Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya
3. Nilai-nilai moral dan adat kebiasaan masyarakatnya
4. Karakteristik demografinya
5. Nilai estetik, norma-norma, serta kebudayaan masyarakatnya
6. Sistem hukum nasionalnya
7. Sistem politiknya
8. Sub-sub sistem sosialnya, termasuk pengalaman sejarah pada masa lalu serta uji coba yang dilakukan masyarakatnya dalam mewujudkan tujuan ekonominya.
Sistem-Sistem Ekonomi
Menurut sanusi (2000), perbedaan antarsistem ekonomi satu negara dengan negara lainnya terlihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kebebesan konsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan
2. Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
3. Pengaturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4. Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5. Pengaturan atas keuntungan usaha barang yang diperoleh
6. Pengaturan motivasi usaha
7. Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
8. Penentuan pertumbuhan ekonomi
9. Penentuan stabilitas ekonomi
10. Pengambilan keputusan
11. Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Secara umum ada macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia yaitu:
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Ada 6 asas yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni
1) Hak milik pribadi. Dalam sistem ekonomi kapitalis alat-alat produksi dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga swasta.
2) Kebebasan berusaha dan kebebesan memilih. Dalam sistem kapitalis kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif dan konsumen memiliki kedaulatan dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri untuk dijual dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.
3) Motif kepentingan diri sendiri. Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri.
4) Persaingan. Setiap individu atau pelaku usaha, baik pembeli maupun pengusaha, bebas bersaing di pasar dengan kekuatan masing-masing. Setiap pelaku ekonomi bebas memasuki dan meninggalkan pasar.
5) Harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Tingkat harga dan jumlah produksi yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
6) Peranan terbatas pemerintah. Pemerintah masih mempunyai peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu, misalnya mengeluarkan peraturan yang melarang praktik-praktik monopoli yang sifatnya non-alamiah dan melindungi hak-hak konsumen dan pekerja.
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari Marxis dan sistem ekonomi sosialisme demokrat. Sistem ekonomi sosialis Marxis disebut juga sistem ekonomi komando di mana seluruh unit ekonomi tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi, yakni Partai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis Marxis, ruang gerak bagi pelaku-pelaku ekonomi utnuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak ada sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialisme demokrat, seperti yang dianut oleh banyak negara di Eropa Barat (terutama Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu dengan kemerataan sosial, jadi bukan pasar bebas yang liberal dan juga bukan paham ekonomi monetaris yang tidak menghendaki intervensi pemerintah dalam bentuk apapun.
Menurut Mubyarto (2000), ada 6 kriteria sistem ekonomi sosialisme demokrat atau sistem ekonomi pasar sosial yaitu:
1) Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaaan perlindungan usaha
2) Prinsip-prinsip kemerataan sosial menjadi tekad warga masyarakat
3) Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
4) Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait dengan pembangunan ekonomi
5) Kebijaksanaan struktural
6) Konformitas pasar dan persaingan
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Sekarang ini tidak ada satupun (terkecuali di Korea Utara) negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis atau kapitalis 100%. Jadi, sistem ini merupakan “campuran” antara kedua ekstrem sistem ekonomi tersebut diatas.
Persaingan Terkendali
Untuk mengetahui sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, maka perlu dianalisis kandungan faktor-faktor tersebut diatas. Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indonesia mengakui kepemilikan individu terhadapa sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45. Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha. Pengakuan terhadapa penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan. Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya pada pasar
Pemerintah juga bermain dalam pererkonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk menigkatkan kemampuan kewirausahaan (UKM) dan membantu permodalan.
Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini:
a. Pendekatan Faktual
Struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y=C + I +G + (X-M)
Y adalah pendapatan nasional
Berdasarkan rumus diatas dapat dilihat peranan pemerintah melalui variabel G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan pemerintah. Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secar sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sektor usaha.
b. Pendekatan sejarah
Yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengelolaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme. Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun 1959.
Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun 1965.
Sumber:
kuswanto.staff.gunadarma.ac.id
Menurut Dumairy (1996), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsur-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Dumairy berpendapat bahwa sebagai bagian dari suprasistem kehidupan, sistem ekonomi di suatu negara berkaitan erat dengan sistem-sistem sosial lain yang berlangsung di dalam masyarakat dan sistem serta ideologi politik di negara tersebut.
Sementara Sheridan (1998) berpendapat bahwa Economic system refers to the way people perform economic activities in their search for personal happiness. Dalam kata lain sistem ekonomi adalah cara menusia melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan pribadinya.
Sanusi (2000) menguraikan pendapat-pendapat dari sejumlah orang di dalam maupun luar negeri yang dapat dirangkum sebagai berikut: Sistem Ekonomi merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial-politik, ide-ide) yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah pemecahan problem-problem produksi-distribusi konsumsi yang merupakan problem dasar setiap perekonomian.
Menurut Sanusi, setiap sistem ekonomi dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan yaitu:
1. Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan-keinginan dan sikap masyarakat
2. SDA, termasuk iklim
3. Filsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat
4. Teorisi yang dilakukan masyarakat pada masa lalu/sekarang mengenai bagaimana cara mencapai cita-cita/keinginan serta tujuan-tujuan/sasaran-sasaran yang dipilih
5. Trials dan errors/ uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam mencari alat-alat ekonomi
Sedangkan, menurut Lemhannas (1989), ada 8 kekuatan yang memengaruhi sistem ekonomi yaitu:
1. Falsafah dan ideologinya
2. Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakatnya
3. Nilai-nilai moral dan adat kebiasaan masyarakatnya
4. Karakteristik demografinya
5. Nilai estetik, norma-norma, serta kebudayaan masyarakatnya
6. Sistem hukum nasionalnya
7. Sistem politiknya
8. Sub-sub sistem sosialnya, termasuk pengalaman sejarah pada masa lalu serta uji coba yang dilakukan masyarakatnya dalam mewujudkan tujuan ekonominya.
Sistem-Sistem Ekonomi
Menurut sanusi (2000), perbedaan antarsistem ekonomi satu negara dengan negara lainnya terlihat dari ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kebebesan konsumen dalam memilih barang dan jasa yang dibutuhkan
2. Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
3. Pengaturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4. Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5. Pengaturan atas keuntungan usaha barang yang diperoleh
6. Pengaturan motivasi usaha
7. Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
8. Penentuan pertumbuhan ekonomi
9. Penentuan stabilitas ekonomi
10. Pengambilan keputusan
11. Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan
Secara umum ada macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia yaitu:
1. Sistem Ekonomi Kapitalis
Ada 6 asas yang dapat dilihat sebagai ciri dari sistem ekonomi kapitalis, yakni
1) Hak milik pribadi. Dalam sistem ekonomi kapitalis alat-alat produksi dimiliki oleh individu dan lembaga-lembaga swasta.
2) Kebebasan berusaha dan kebebesan memilih. Dalam sistem kapitalis kegiatan produksi dapat dengan bebas dilakukan oleh siapa saja yang mempunyai inisiatif dan konsumen memiliki kedaulatan dan kebebasan pengusaha untuk memperoleh sumber daya ekonomi untuk memproduksi suatu produk yang dipilihnya sendiri untuk dijual dengan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.
3) Motif kepentingan diri sendiri. Kekuatan utama dari sistem ekonomi kapitalis adalah motivasi individu untuk memenuhi kepentingan/keuntungan diri sendiri.
4) Persaingan. Setiap individu atau pelaku usaha, baik pembeli maupun pengusaha, bebas bersaing di pasar dengan kekuatan masing-masing. Setiap pelaku ekonomi bebas memasuki dan meninggalkan pasar.
5) Harga ditentukan oleh mekanisme pasar. Tingkat harga dan jumlah produksi yang terjual ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
6) Peranan terbatas pemerintah. Pemerintah masih mempunyai peran yang dapat membatasi berbagai kebebasan individu, misalnya mengeluarkan peraturan yang melarang praktik-praktik monopoli yang sifatnya non-alamiah dan melindungi hak-hak konsumen dan pekerja.
2. Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis. Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari Marxis dan sistem ekonomi sosialisme demokrat. Sistem ekonomi sosialis Marxis disebut juga sistem ekonomi komando di mana seluruh unit ekonomi tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi, yakni Partai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis Marxis, ruang gerak bagi pelaku-pelaku ekonomi utnuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak ada sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialisme demokrat, seperti yang dianut oleh banyak negara di Eropa Barat (terutama Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Landasan ilmiah dari sistem ini adalah kombinasi antara prinsip-prinsip kebebasan individu dengan kemerataan sosial, jadi bukan pasar bebas yang liberal dan juga bukan paham ekonomi monetaris yang tidak menghendaki intervensi pemerintah dalam bentuk apapun.
Menurut Mubyarto (2000), ada 6 kriteria sistem ekonomi sosialisme demokrat atau sistem ekonomi pasar sosial yaitu:
1) Ada kebebasan individu dan sekaligus kebijaksanaaan perlindungan usaha
2) Prinsip-prinsip kemerataan sosial menjadi tekad warga masyarakat
3) Kebijaksanaan siklus bisnis dan kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi
4) Kebijaksanaan pertumbuhan menciptakan kerangka hukum dan prasarana (sosial) yang terkait dengan pembangunan ekonomi
5) Kebijaksanaan struktural
6) Konformitas pasar dan persaingan
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Sekarang ini tidak ada satupun (terkecuali di Korea Utara) negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis atau kapitalis 100%. Jadi, sistem ini merupakan “campuran” antara kedua ekstrem sistem ekonomi tersebut diatas.
Persaingan Terkendali
Untuk mengetahui sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara, maka perlu dianalisis kandungan faktor-faktor tersebut diatas. Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indonesia mengakui kepemilikan individu terhadapa sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45. Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha. Pengakuan terhadapa penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan. Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya pada pasar
Pemerintah juga bermain dalam pererkonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk menigkatkan kemampuan kewirausahaan (UKM) dan membantu permodalan.
Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini:
a. Pendekatan Faktual
Struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian. Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y=C + I +G + (X-M)
Y adalah pendapatan nasional
Berdasarkan rumus diatas dapat dilihat peranan pemerintah melalui variabel G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan pemerintah. Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secar sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sektor usaha.
b. Pendekatan sejarah
Yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengelolaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme. Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun 1959.
Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hingga akhir tahun 1965.
Sumber:
kuswanto.staff.gunadarma.ac.id